Keputusan dalam organisasi
Tipe-tipe keputusan
Manajer akan
membuat tipe-tipe keputusan yang berbeda sesuai kondisi dan situasi yang
ada.Klasifikasi keputusan yang banyak digunakan adalah sebagai berikut :
1.Keputusan
yang diprogram (programmed decision) adalah keputusan diambil untuk merespon situasi yang timbul cukup
sering,untuk membuat aturan pengambilan dikembangkan dan diaplikasikan di masa
depan.Biasanya dilakukan secara rutin dan berulang-ulang yang di buat
berdasarkan :
a.Kebiasaan
b.Aturan atau
prosedur tertentu
2.Keputusan
yang tidak diprogram (non-programmed decision) adalah keputusan yang diambil
untuk merespon situasi yang unik,tidak terjelaskan dengan baik dan sebagian
besar tidak terukur,dan memiliki konsekuensi penting bagi organisasi,berkenaan
dengan masalah-masalah khusus,yang harus diselesaikan dengan suatu keputusan
yang tidak diprogram.Semakin tinggi kedudukan dalam hirearki
organisasi,dibutuhkan kemampuan untuk membuat keputusan-keputusan yang tidak di
program lebih tinggi pula.
3.Keputusan dengan kepastian,resiko dan ketidakpastian :
a.Dalam kondisi
kepastian (certainty) para manajer
mengetahui apa yang akan terjadidiwaktu yang akan datang,karena tersedia
informasi yang akurat,terpercaya dan dapat diukur sebagai dasar keputusan.
b.Dalam kondisi
risik (risk) manajer mengetahui besarnya probabilitas setiap kemungkinan
hasil,tetapi informasi tidak lengkap tersedia.Risiko terjadi karena hasil
pengambilan keputusan tidak dapat diketahui dengan pasti,walaupun diketaui
nilai probabilitasnya.Teknik pemecahannya selain konsep probabilitas,juga
mempertimbangkan faktor varian dari hasil yang diharapkan.
c.Dalam kondisi
ketidakpastian (uncertainty) manajer tidak mengetahui probabilitas,bahkan mungkin
tidak mengetahui kemungkinan hasil-hasil.Tingkat ketidakpastian keputusan
semacam ini dapat dikurangi dengan beberapa cara,antara lain: mencari informasi
lebih banyak, melalui riset atau penelitian, dan penggunaan probabilitas
subjektif.
Allah SWT menegaskan dalam surat Ali-Imran ayat 159
فَعْفُ حَوِلِكَۖمِنْ
لاٰنْفَضُّوْا اْلقَلْبِ فَظَّاغَلِظَ كُنْتَ وَلَوْ ۖ لَهُمْ لِنْتَ اللهِ مِّنَ رَحْمَةٍ فَبِمَا
اْلمُتَوَكِّلِيْنَ يُحِبُّ اللهَ إِنَّ اللهِۚعَلَى فَتَوَكَّلْ
عَزَمْتَ فَإِذَا ۖاْلأَمْرِ فِيْ وَشَاوِرْهُمْ لَهُمْ وَآسْتَغْفِرْ عَنْهُمْ
“Maka berkat
rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka.Sekiranya
engkau bersikap keras dan berhati kasar tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekitar mu.Karena itu maafkanlah mereka dan mohnkanlah ampunan untuk mereka2
dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu.Kemudian,apabila engkau
telah membulatkan tekad maka bertawakallah kepada Allah.Sungguh Allah mencintai
orang yang bertawakal”.
2.2Proses pembuatan keputusan
Banyak manajer
yang harus membuat keputusan dengan metode-metobe pembuatan keputusan informal
untuk memberikan pedoman bagi mereka.Contohnya,tradisi membuat keputusan sama
seperti masalah dan kesempatan yang sama di waktu lalu,membuat keputusan
berdasarkan nasihat dari seorang ahli atau manajer atasannya.
Proses dasar
pembuatan keputusan secara rasional hampir sama dengan proses perencanaan
strategis formal,yaitu meliputi tahapan sebagai berikut:
Tahap
1:
Pemahaman dan perumusan masalah yang sebenarnya sulit dikemukakan
atau bahkan sering hanya mengidentifikasi gejala masalah,bukan penyebab yang
mendasar.Bila manajer akan memperbaiki situasi,manajer pertama-tama harus menemukan
apa masalah sebenarnya,kemudian menentukan bagian masalah yang mereka harus
pecahkan serta bagian mana yang seharusnya di pecahkan.Para manajer dapat
mempermudah identifikasi masalah dengan beberapa cara.Pertama manajer secara
sistematis menguji hubungan sebab-akibat.Kedua,manajer mencari penyimpangan
atau perubahan dari yang “normal”.
Tahap
2:
Pengumpulan dan analisis data yang relevan.Setelah manajer
menemukan dan merumuskan masalah,manajer harus memulai memutuskan
langkah-langkah selanjutnya.Manajer pertama kali harus menentukan data-data apa
yang di butuhkan untuk membuat keputusan yang tepat dan kemudian mendapatkan
informasi tersebut.
Tahap
3:
Pengembangan altrnatif-alternatif.Hebert simon mengemukakan konsep
pemuasan (satisfying) yang berarti
bahwa pembuat keputusan memilih suatu alternatif yang cukup baik,walaupun bukan
yang sempurna atau ideal.
Tahap
4:
Evaluasi alternatif-alternatif.Setelah manajer sekumpulan
alternatif,manajer harus mengevaluasinya untuk menilai efektifitas setiap
alternatif. Efektivitas dapat di ukur dengan dua kriteria :apakah realistik
bila dihubungkan dengan tujuan dan sumber daya organisasi dan seberapa baik
alternatif akan membantu pemecahan masalah.
Tahap
5:
Pemilihan alternaif terbaik.Alternatif terpilih akan didasarkan
pada jumlah informasi yang tersedia bagi manajer dan ketidaksempurnaan
kebijakan manajer.Pilihan alternatif terbaik juga sering merupakan suatu
kompromi di antara berbagai fakto yang telah di pertimbangkan.
Tahap
6:
Implementasi keputusan.Setelah alternatif terbaik terpilih,para
manajer harus membuat rencana untuk mengatasi brbagai persyaratan dan masalah
yang mungki dijumpai dalam penerapan keputusan.Implementasi keputusan
menyangkut lebih dari sekedar pemberian perintah.Manjer harus menetapkan
anggaran atau skedul kegiatan.
Mengadakan dan mengalokasikan sumberdaya yang diperlukan,serta
menugaskan tanggung jawab dan wewenang pelaksanaan tugas tertentu.
Tahap 7 :
Evaluasi hasil-hasil keputusan.Implementasi keputusan harus
dimonitor terus menerus.Manjer harus mengevaluasi apakah implementasi di
lakukan dengan lancar dan keputusan memberikan hasil yang di inginkan.
Allah
berfirman dalam surah Al-baqarah ayat 30 :
يُفْسِدُ مَن فِيْهَا أَتَجْعَلُ قَالُوْاخَلِيْفَةً
الْأَرْضِ فِي جَاعِلٌ إِنِّيْ لِلْمَلاَئِكَةِ رَبُّكَ قَالَ إِذْ وَ
نعْلَمُوْلاَ مَا أَعْلَمُ إِنِّيْ قَالَ لَكَ نُقَدِّسُ
وَ بِحَمْدِكَ نُسَبِّحُ نَحْنُوَ الدِّمَاءَ وَيَسْفِكُ فِيْهَا
“Sesungguhnya aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi.”mereka berkata :”Mengapa engkau
hendak menjadikan (khalifah)di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan
padanya dan menumpahkan darah,padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji
engkau dan mensucikan engkau ? Allah berfirman sesungguhnya aku mengetahui apa
yang tidak kamu ketahui. [
2.3 Gaya
pengambilan keputusan
Secara teoritis ada 4 gaya pengambilan keputusan yang biasanya
dilakukan oleh seorang pemimpin.ke empat gaya tersebut adalah :
1.Gaya Direktif
a.Cenderung bersifat efesien, logis, prakmatis, dan sistematis
dalam memecahkan masalah
b.Berfokus pada fakta dan penyelesaian masalah secara lebih
cepat
c.Cenderung berfokus jangka pendek
d.Gemar menggunakan
kekuasaan, ingin mengontrol secara umum menggambarkan kekuasaan yang otokratik.
2.Gaya Analitik
a.Hasil
keputusan didasarkan atas inputan hasil
analisis
b.Lebih banyak mempertimbangkan beragam informasi dan alternatif
dibandingkan gaya direktif
c.Pengambilan keputusan keutusan diambil dalam jangka waktu agak
lama
d. Menggambarkan pemimpin yang otokratik
3.Gaya Konseptual
a.Memecahkan masalah dengan pandangan yang luas
b.Suka
mempertimbangkan banyak plihan dan kemungkina masa depan c.Melibatkan banyak orang untuk memperoleh
beragam informasi dan banyak menggunakan intuisi dalam pengambilan
keputusan
d.Berani
mengambil resiko dan seringkali menemuan solusi yang kreatif e.Ketidakpastian dalam
pengambilan keptusan
4.Gaya perilaku
a.Cenderung bekerja dengan orang lain dan terbuka dalam pertukaran
pendapat
b.Cenderung menerima
saran,sportif dan bersahabat
c.Suka informasi yang verbal dan menghindari konflik serta peduli
pada kebahagian orang lain
d.Terkadang keputusannya tidak tegas dan sulit mengatakan tidak
jika keputusan tersebut akan berdampak kerugian pada orang lain.
[1]Hafulyon,2010,Dasar-dasar manajemen.Penerbit (STAIN
Batusangkar press),hlm. 47
[2]Nugroho J Setiadi,Ph.D Business economics and
managerial decision making (Jakarta: 2008,Kencana preneda media
group),hlm.23-24
[3]Http Afiful
ikhwan.blogspot.co.id/2012/12/pengambilan-keputusan-musyawarah.html
[4]Tata Sutabri,S.KOM.MM. Sistem informasi manajemen
(Yogyakarta:2005),hlm.137-139
Nugroho J Setiadi ,Ph.D. Business
economics and managerial decision makingJakarta:2008,Kencana prenada media
group),hlm.28
[5]Prof.Dr.H.Amir syarifuddin. Ushul fiqh Jilid 1
,Jakarta: 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar