• About
  • Contact
  • Sitemap
  • Privacy Policy
Move and rotate elements by dragging them.
Resize by dragging this corner.
Rendered Image

Your label here

Keputusan dalam organisasi

 on Kamis, 07 Januari 2016  

 Keputusan dalam organisasi

Tipe-tipe keputusan
            Manajer akan membuat tipe-tipe keputusan yang berbeda sesuai kondisi dan situasi yang ada.Klasifikasi keputusan yang banyak digunakan adalah sebagai berikut :


1.Keputusan yang diprogram (programmed decision) adalah keputusan diambil untuk      merespon situasi yang timbul cukup sering,untuk membuat aturan pengambilan dikembangkan dan diaplikasikan di masa depan.Biasanya dilakukan secara rutin dan berulang-ulang yang di buat berdasarkan :
a.Kebiasaan                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                            b.Aturan atau prosedur tertentu
2.Keputusan yang tidak diprogram (non-programmed decision) adalah keputusan yang diambil untuk merespon situasi yang unik,tidak terjelaskan dengan baik dan sebagian besar tidak terukur,dan memiliki konsekuensi penting bagi organisasi,berkenaan dengan masalah-masalah khusus,yang harus diselesaikan dengan suatu keputusan yang tidak diprogram.Semakin tinggi kedudukan dalam hirearki organisasi,dibutuhkan kemampuan untuk membuat keputusan-keputusan yang tidak di program lebih tinggi pula.
3.Keputusan dengan kepastian,resiko dan ketidakpastian :
a.Dalam kondisi kepastian (certainty)  para manajer mengetahui apa yang akan terjadidiwaktu yang akan datang,karena tersedia informasi yang akurat,terpercaya dan dapat diukur sebagai dasar keputusan.
b.Dalam kondisi risik (risk) manajer mengetahui besarnya probabilitas setiap kemungkinan hasil,tetapi informasi tidak lengkap tersedia.Risiko terjadi karena hasil pengambilan keputusan tidak dapat diketahui dengan pasti,walaupun diketaui nilai probabilitasnya.Teknik pemecahannya selain konsep probabilitas,juga mempertimbangkan faktor varian dari hasil yang diharapkan.                                                                                             
c.Dalam kondisi ketidakpastian (uncertainty) manajer tidak mengetahui probabilitas,bahkan mungkin tidak mengetahui kemungkinan hasil-hasil.Tingkat ketidakpastian keputusan semacam ini dapat dikurangi dengan beberapa cara,antara lain: mencari informasi lebih banyak, melalui riset atau penelitian, dan penggunaan probabilitas subjektif.
Allah SWT menegaskan dalam surat Ali-Imran ayat 159
فَعْفُ حَوِلِكَۖمِنْ لاٰنْفَضُّوْا اْلقَلْبِ فَظَّاغَلِظَ كُنْتَ وَلَوْ ۖ لَهُمْ لِنْتَ اللهِ مِّنَ رَحْمَةٍ فَبِمَا
اْلمُتَوَكِّلِيْنَ يُحِبُّ اللهَ إِنَّ اللهِۚعَلَى فَتَوَكَّلْ عَزَمْتَ فَإِذَا ۖاْلأَمْرِ فِيْ وَشَاوِرْهُمْ لَهُمْ وَآسْتَغْفِرْ عَنْهُمْ
“Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka.Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitar mu.Karena itu maafkanlah mereka dan mohnkanlah ampunan untuk mereka2
dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu.Kemudian,apabila engkau telah membulatkan tekad maka bertawakallah kepada Allah.Sungguh Allah mencintai orang yang bertawakal”.
2.2Proses pembuatan keputusan
            Banyak manajer yang harus membuat keputusan dengan metode-metobe pembuatan keputusan informal untuk memberikan pedoman bagi mereka.Contohnya,tradisi membuat keputusan sama seperti masalah dan kesempatan yang sama di waktu lalu,membuat keputusan berdasarkan nasihat dari seorang ahli atau manajer atasannya.
            Proses dasar pembuatan keputusan secara rasional hampir sama dengan proses perencanaan strategis formal,yaitu meliputi tahapan sebagai berikut:


Tahap 1:
Pemahaman dan perumusan masalah yang sebenarnya sulit dikemukakan atau bahkan sering hanya mengidentifikasi gejala masalah,bukan penyebab yang mendasar.Bila manajer akan memperbaiki situasi,manajer pertama-tama harus menemukan apa masalah sebenarnya,kemudian menentukan bagian masalah yang mereka harus pecahkan serta bagian mana yang seharusnya di pecahkan.Para manajer dapat mempermudah identifikasi masalah dengan beberapa cara.Pertama manajer secara sistematis menguji hubungan sebab-akibat.Kedua,manajer mencari penyimpangan atau perubahan dari yang “normal”.
Tahap 2:
Pengumpulan dan analisis data yang relevan.Setelah manajer menemukan dan merumuskan masalah,manajer harus memulai memutuskan langkah-langkah selanjutnya.Manajer pertama kali harus menentukan data-data apa yang di butuhkan untuk membuat keputusan yang tepat dan kemudian mendapatkan informasi tersebut.
Tahap 3:
Pengembangan altrnatif-alternatif.Hebert simon mengemukakan konsep pemuasan (satisfying) yang berarti bahwa pembuat keputusan memilih suatu alternatif yang cukup baik,walaupun bukan yang sempurna atau ideal.
Tahap 4:
Evaluasi alternatif-alternatif.Setelah manajer sekumpulan alternatif,manajer harus mengevaluasinya untuk menilai efektifitas setiap alternatif. Efektivitas dapat di ukur dengan dua kriteria :apakah realistik bila dihubungkan dengan tujuan dan sumber daya organisasi dan seberapa baik alternatif akan membantu pemecahan masalah.
Tahap 5:
Pemilihan alternaif terbaik.Alternatif terpilih akan didasarkan pada jumlah informasi yang tersedia bagi manajer dan ketidaksempurnaan kebijakan manajer.Pilihan alternatif terbaik juga sering merupakan suatu kompromi di antara berbagai fakto yang telah di pertimbangkan.

Tahap 6:
Implementasi keputusan.Setelah alternatif terbaik terpilih,para manajer harus membuat rencana untuk mengatasi brbagai persyaratan dan masalah yang mungki dijumpai dalam penerapan keputusan.Implementasi keputusan menyangkut lebih dari sekedar pemberian perintah.Manjer harus menetapkan anggaran atau skedul kegiatan.
Mengadakan dan mengalokasikan sumberdaya yang diperlukan,serta menugaskan tanggung jawab dan wewenang pelaksanaan tugas tertentu.
Tahap 7 :
Evaluasi hasil-hasil keputusan.Implementasi keputusan harus dimonitor terus menerus.Manjer harus mengevaluasi apakah implementasi di lakukan dengan lancar dan keputusan memberikan hasil yang di inginkan.
Allah berfirman dalam surah Al-baqarah ayat 30 :
يُفْسِدُ مَن فِيْهَا أَتَجْعَلُ قَالُوْاخَلِيْفَةً الْأَرْضِ فِي جَاعِلٌ إِنِّيْ لِلْمَلاَئِكَةِ رَبُّكَ قَالَ  إِذْ وَ
نعْلَمُوْلاَ مَا أَعْلَمُ إِنِّيْ قَالَ لَكَ نُقَدِّسُ وَ بِحَمْدِكَ نُسَبِّحُ نَحْنُوَ  الدِّمَاءَ وَيَسْفِكُ فِيْهَا
Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.”mereka berkata :”Mengapa engkau hendak menjadikan (khalifah)di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah,padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji engkau dan mensucikan engkau ? Allah berfirman sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui. [


2.3 Gaya pengambilan keputusan
Secara teoritis ada 4 gaya pengambilan keputusan yang biasanya dilakukan oleh seorang pemimpin.ke empat gaya tersebut adalah :
            1.Gaya Direktif
a.Cenderung bersifat efesien, logis, prakmatis, dan sistematis dalam memecahkan masalah
b.Berfokus pada fakta dan penyelesaian masalah secara lebih cepat                                                      
 c.Cenderung berfokus jangka pendek                                                                
 d.Gemar menggunakan kekuasaan, ingin mengontrol secara umum menggambarkan kekuasaan yang otokratik.
2.Gaya Analitik
a.Hasil keputusan didasarkan atas  inputan hasil analisis                
b.Lebih banyak mempertimbangkan beragam informasi dan alternatif dibandingkan gaya direktif
c.Pengambilan keputusan keutusan diambil dalam jangka waktu agak lama                                            
 d. Menggambarkan pemimpin yang otokratik
            3.Gaya Konseptual
a.Memecahkan masalah dengan pandangan yang luas                        
b.Suka mempertimbangkan banyak plihan dan kemungkina masa depan     c.Melibatkan banyak orang untuk memperoleh beragam informasi dan banyak menggunakan intuisi dalam pengambilan keputusan                        
 d.Berani mengambil resiko dan seringkali menemuan solusi yang kreatif                       e.Ketidakpastian dalam pengambilan keptusan
            4.Gaya perilaku
a.Cenderung bekerja dengan orang lain dan terbuka dalam pertukaran pendapat
 b.Cenderung menerima saran,sportif dan bersahabat           
c.Suka informasi yang verbal dan menghindari konflik serta peduli pada kebahagian orang lain                                                              
d.Terkadang keputusannya tidak tegas dan sulit mengatakan tidak jika keputusan tersebut akan berdampak kerugian pada orang lain.









[1]Hafulyon,2010,Dasar-dasar manajemen.Penerbit (STAIN Batusangkar press),hlm. 47

[2]Nugroho J Setiadi,Ph.D Business economics and managerial decision making (Jakarta: 2008,Kencana preneda media group),hlm.23-24
[3]Http Afiful ikhwan.blogspot.co.id/2012/12/pengambilan-keputusan-musyawarah.html
[4]Tata Sutabri,S.KOM.MM. Sistem informasi manajemen (Yogyakarta:2005),hlm.137-139
Nugroho J Setiadi ,Ph.D. Business economics and managerial decision makingJakarta:2008,Kencana prenada media group),hlm.28
[5]Prof.Dr.H.Amir syarifuddin. Ushul fiqh Jilid 1 ,Jakarta: 2009

Keputusan dalam organisasi 4.5 5 Unknown Kamis, 07 Januari 2016  Keputusan dalam organisasi Tipe-tipe keputusan             Manajer akan membuat tipe-tipe keputusan yang berbeda sesuai kond...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

J-Theme