Pengertian
Struktur dan Desain Organisasi
1.
Struktur
organisasi
Struktur organisasi berkaitan dengan hubungan yang
relative tetap di antara
berbagai tugas yang ada dalam suatu organisasi.
Proses untuk menciptakan struktur dan pengambilan
keputusan tentang alternative struktur tersebut
disebut dengan
desain organisasi.
Pembentukan stuktur organisasi di
hadapkan pada dua hal yaitu:
a.
Diferensiasi : pembagian tugas di antara anggota
organisasi.
b. Integrasi : koordinasi dalam pembagian tugas.
Struktur
organisasi biasanya membahas bagaimana cara organisasi membagi tugas antara
anggota organisasi dan menghasilkan koordinasi di antara tugas-tugas tersebut. Lima keputusan desain yang
di perlukan untuk menciptakan struktur organisasi yaitu:
di perlukan untuk menciptakan struktur organisasi yaitu:
a.
Pembagian tugas
Berkaitan
dengan membagi tugas pada suatu unit-unit yang secara berturut-turut lebih
kecil. Manfaat dari pembagian tugas adalah agar dalam
suatu kelompok mampu menghasilkan lebih dari yang
mereka hasilkan sendiri.
b.
Departemensasi
Merupakan proses mengkombinasikan
tugas kedalam kelompok-kelompok atau departemen –departemen. Derajat kesamaan dari tugas yang ada
dalam suatu departemen adalah hal yang terpenting.
Kelebihannya adalah meningkatkan
keahlian, memungkinkan penggunaan sumber - sumber secara maksimal, mendorong penggunaan keahlian dan
peralatan tertentu serta komunikasi dan prestasi meningkat.
Kelemahannya adalah mengurangi
komunikasi dan kerjasama antar departemen sehingga menimbulkan perspektif
sempit.
c.
Rentang Kendali
Berkaitan
dengan jumlah bawahan yang dapat dikendalikan dengan efektif oleh seorang
atasan. Organisasi dengan rentang kendali luas memiliki sedikit tingkat hirarki,
sehingga terbentuk struktur organisasi datar (flate). Sedangkan rentang kendali sempit, menejer
hanya membawahi beberapa bawahan, terbentuk stuktur organisasi yang tinggi.
Hal
tersebut dapat menghalang komunikasi antar pribadi yang lebih luas dalam
organisasi. Besarnya rentang kendali
yang efektif dipengarudi oleh beberapa factor:
a) Sifat tugas
b) Kemampuan bawahan
c) Kontak dan koordinasi
d.
Delegasi Wewenang
Berkaitan
dengan sejauh mana wewenang pengambilan keputusan tersebar dalam hirarki
organisasi, Jika
tersebar secara luas maka disebut desentralisasi, sedangkan hanya ada tingkat
atas maka disebut sentralisasi. Organisasi relative kecil dan
karyawan tidak banyak, serta tugas tidak begitu kompleks biasanya menerapkan
sentralisasi.
Dalam
menerima delegasi wewenang dan tanggung jawab hendaknya dilakukan dengan optimal dan
sungguh-sungguh. Seperti dalam dalil berikut:
إنَّ اللَّهَ كَتَبَ الْإِحْسَانَ عَلَى كُلِّ
شَيْءٍ...
Artinya:Sesungguhnya Allah
mewajibkan (kepada kita) untuk berbuat yang optimal dalam segala sesuatu.
e.
Mekanisme Koordinasi
Tiga metode yang digunakan untuk melakukan koordinasi:
a) Standarisasi Proses Kerja
Dikoordinasikan dengan Prosedur Standar Operasi.
b) Standarisasi Hasil
Diproduksi sesuai hasil Standar Spesifikasi.
c) Standarisasi Keahlian
Tingkat keahlian tinggi melalui pelatihan.
Jadi dalam sebuah
organisasi harus terjadi koordinasi yang baik dan tidak boleh terjadi
penyalahgunaan wewenang.[1]
Dalam ayat di bawah ini diterangkan:
وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَا تَنَازَعُوا
فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ وَاصْبِرُوا إِنَّ اللَّهَ مَع
اصَّابِرِينَ (46)
Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu
berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu
dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta
orang-orang yang sabar. (Q.S. al-Anfal: 46)
Ayat
tersebut menerangkan bahwa dalam sebuah organisasi tidak boleh terdapat perselisihan yang membawa
kepada permusuhan yang mengakibatkan hancurnya kesatuan.
Dalam tafsirnya al-Maraghi menerangkan pertentangan yang menyebabkan rusaknya
koordinasi dan organisasi akan membawa kepada kelemahan dan kegagalan.
Selain itu struktur
organisasian didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal organisasi yang diolah.
Struktur ini terdiri dari unsur spesialisasi kerja,
standarisasi, koordinasi, sentralisasi atau desentralisasi dalam pembuatan
keputusan dan ukuran satuan kerja. Faktor-faktor
yang menentukan perancangan struktur
organisasi yaitu:
a)
Strategi
organisasi pencapaian tujuan.
b)
Perbedaan
teknologi yang digunakan untuk memproduksi output.
c)
Kemampuan
dan cara berpikir para anggota serta lingkungan
sekitar.
d)
Besarnya
organisasi dan satuan kerja yang
mempengaruhi struktur organisasi.
Selain
itu stuktur organisasi dapat dibagi menjadi dua:
a)
Struktur organisasi formal
Yaitu struktur organisasi yang
dihasilkan melalui keseluruhan proses. Struktur organisasi formal inilah yang
dijadikan panduan bagi seluruh anggota organisasi untuk melakukan berbgai hal
dalam upaya pencapaian tujuan.
b)
Struktur organisasi informal
Yaitu pengelompokan dari beberapa bagian yang tidak hanya
berdasarkan fungsi dari struktur organisasi yang telah dibuat, akan tetapi juga
dapat mengelompokkan dari berbagai kesamaan tuntutan, hobi, dan lain sebagainya.[2]
a.
Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur organisasi
1.
Strategi
organisasi
Dalam bab sebelumnya, strategi organisasi di buat sebagai
upaya pencapaian tujuan organisasi, oleh karena itu jika struktur organisasi di
bentuk sebagai jalan untuk pencapaian tujuan, maka struktur organisasi pun
selayaknya sejalan dengan strategi organisasi. Berdasarkan
pengertian ini, maka perubahan yang terjadi pada strategi organisasi akan
berdampak pula pada perubahan struktur organisasi. Perubahan yang terjadi pada
struktur organisasi dengan demikian menyiratkan adanya perubahan strategi
organisasi.
2.
Skala
organisasi
Organisasi dapat dibedakan skalanya menurut berbagai
factor, diantaranya adalah dari jumlah penjualan, pangsa pasar, hingga jumlah
tenga kerja.
Organisasi yang berskala kecil biasanya memiliki struktur
organisasi yang lebih sedehana, dan tidak terlalu banyak terjadi pendelegasian
wewenang dan pekerjaan, sedangkan organisasi yang bersar memiliki ruang lingkup
aktivitasnya yang luas, maka memerlukan pendelegasian pekerjaan dan wewenang sehingga dalam mendesain
struktur organisasinya pun perlu mempertimbangkan berbagai factor yang terkait
dengan aktivitas yang luas tersebut.
Organisasi yang
berskala besar artinya adalah organisasi yang memiliki berbagai
cabang di berbagai daerah dikarenakan pangsa pasarnya yang luas, dan dengan demikian
memiliki tenaga kerja yang tidak sedikit pula.
Namun
tanpa cabang pula, organisasi dapat bersakala besar, ketika tenaga kerja
yang dimilikinya berjumlah ribuan seperti penghasilan produk – produk konveksi.
Organisasi
yang berskla kecil, biasanya memiliki
jumblah tenaga kerja yang sedikit, dikenakan pangsa pasar yang barangkali masih
sedikit jumlah penjualan atau produksi yang juga sedikit.
3.
Teknologi
Faktor teknologi yang di maksud berkaitan dengan cara bagaimana
sebuah produk dari sebuah organisasi dihasilkan atau juga dengan cara
bagaimana pekerjaan dilakukan. Disisi
lain faktor teknologi juga
terkait dengan penggunaan alat-alat bantu dalam sebuah organisasi.
Jika sebuah organisasi misalnya mengerjakan proses
produksinya dengan sebuah mesin maka perlu ada bagian khusus yang tidak saja
bertanggung jawab dalam memastikan apakah pekerjaan di bagian yang menggunakan
mesin tersebut senantiasa berjalan, akan tetapi juga tetap memastikan bahwa
mesin tersebut dapat berfungsi dan berjalan sebagaimana mestinya sehingga pekerjaan
yang semestinya dilakukan tidak terbengkalai.
4.
Lingkungan
Lingkungan yang dinamis menuntut organisasi untuk
menyesuaikan diri secara dinamis. Proses penyesuain yang di
lakukan oleh organisasi juga termasuk dalam penentuan struktur organisasinya.
Lingkungan yang dinamis akan mendorong organisasi
untk selalu menyesuaikan struktur organisasinya dengan tuntutan lingkungan
senantiasa berubah. Sebaliknya, lingkungan organisasi yang cenderung statis
tidak akan terlalu banyak mengubah struktur organisasi.
b.
Cara
Membangun Struktur Organisasi Syariah
1.
Membangun
budaya keterbukaan
Di era keterbukaan seperti di era information super
highway, arus informasi yang dapat begitu mudah diketahui oleh masyarakat tidak
terbendung, sedikit saja terekspos, semua orang akan mengetahui.
Keterbukaan tidak ada
dengan sendirinya, budaya information hoarding terlalu kuat dalam sebuah
organisasi apa pun, dan pemimpin harus menciptakan dan memberikan nurture
budaya keterbukaan, artinya mereka harus bisa menjadi role model (suri teladan)
bagi budaya keterbukaan.
Pemimpin harus mau berbagi informasi, mencari
counter argument dari bawahannya, mengakui kesalahan, dan berusaha berperilaku
sesuai dengan norma seorang pemimpin inginkan dari orang lain untuk
berperilaku.
Dua
hal yang menjadi inti dari budaya keterbukaan yaitu:
a.
Pemimpin harus
berkata sejujur-jujurnya tanpa mengubah-ubah isi yaitu ketika pemimpin tersebut
mengeluarkan pernyataan kepada semua level di organisasi.
2.
Membangun
kepercayaan dalam organisasi
Robert Galford dan Anna Seibold dalam bukunya ‘The
Trusted Leader’, mengatakan beberapa kategori trust dalam organisasi, yakni:
a. Strategic
trust
Yaitu kepercayaan yang harus
dibangun dan dimiliki organisasi terhadap misi, strategi dan kemampuan sukses
organisasinya.
b. Organizational
trust
Yaitu
kepercayaan pada
kebijakan organisasi dijalankan dengan adil.
c. Personal
Trust
Yaitu
kepercayaan bahwa semua orang
yang ada dalam organisasi di pimpin
oleh pemimpin yang berlaku adil dan peduli terhadap kepentingan mereka.
3.
Membangun
Organisasi Menjadi Komunitas
Membangun organisasi menjadi komunitas bukanlah
cerita baru, tapi hal ini sudah banyak yang memperaktikkannya, dan hasilnya
bisa menyatukan semua komponen manusia pendukungnya untuk seiring dalam perjuangan
mencapai misi bersama.
Membangun organisasi menjadi komunitas akan
menciptakan kepercayaan diri dan keyakinan di hati setiap orang untuk selalu
mendapatkan gambaran atas misi dan visi organisasi secara utuh sebelum
bertindak lebih jauh.[4]
2.
Desain
organisasi
Desaian organisasi dinyatakan sebagai proses
pembuatan keputusan yang dilakukan oleh manager untuk memilih struktur
organisasi yang sesuai dengan strategi organisasi dan lingkungan tempat anggota
organisasi melaksanakan strategi organisasi.
Desain organisasi menekankan sisi managemennya
dengan mempertimbangkan konstruksi dan mengubah struktur untuk mencapai tujuan
organisasi.
Macam-macam
desain organisasi, yaitu:
a. Desain
struktur sederhana
Yaitu sebuah struktur yang
dicirikan dengan kadar departementalisasi yang rendah dan rentang kendali yang
luas.
b. Desaian
struktur birokrasi
Yaitu sebuah struktur dengan
tugas-tugas operasi yang sangat rutin yang dicapai melalui spesialisasi, ketentuan - ketentuan yang sangat
formal dan tugas-tugas yang
dikelompokan ke dalam berbagai departemen fungsional, wewenang terpusat, dan
pengambilan keputusan yang di pegang oleh seorang manager.
c. Desain
struktur matriks
Yaitu sebuah struktur yang
menciptakan garis wewenang ganda dan menggabungkan departementalisasi
fungsional dan produk.
Pentingnya
kedudukan organisasi dalam Islam juga terlihat dari kenyataan bahwa Allah SWT
adalah Pengatur yang Terbaik, sebagaimana dijelaskan di dalam Al-Quran:
إِنَّ رَبَّكُمُ
اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ
اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يُدَبِّرُ الأمْرَ مَا مِنْ شَفِيعٍ إِلا مِنْ بَعْدِ
إِذْنِهِ ذَلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ فَاعْبُدُوهُ أَفَلا تَذَكَّرُونَ (٣)
“Sesungguhnya
Tuhan kamu ialah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa,
kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy untuk mengatur segala urusan. Tiada
seorang pun yang akan memberi syafa'at kecuali sesudah ada izin-Nya. (Dzat)
yang demikian Itulah Allah, Tuhan kamu, Maka sembahlah Dia. Maka Apakah kamu
tidak mengambil pelajaran?(QS. Yunus [10]: 3)[5]
[1] Ismail Sholihin, pengantar organisasi(Jakrata : Gelora
Aksara Pratama, 2009).
[2] George r Terry dan leslie w Rue,
principle of management ( Jakarta :
Bumi aksara, 2000).
[3] Ismail Sholihin, op.cit
[4] Mohyi ach, teori dan perilaku organisasi ( malang: UMM Malang, 2009)
[5]
Ismail Sholihin, op.cit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar