.PENGERTIAN KOMUNIKASI DALAM MANAJEMEN
Komunikasi
adalah proses mengirimkan dan menerima berita diantara pihak-pihak yang saling
berhubungan sehingga daripadanya
diperoleh pemahaman tentang apa
yang dimaksud satu sama lain. Didalam organisasi , komunikasi ibarat
aliran darah dalam kehidupan. Tanpa adanya komunikasi maka organisasi tidak
dapat bergerak dan melaksanakan aktivitasnya.
Istilah
komunikasi mengandung makna bersama-sama, berasal dari bahasa latin, communicatio yang berarti pemberitahuan,
pemberian bagian (dalam sesuatu),pertukaran, dimana sipembicara mengharapkan
pertimbangan atau jawaban dari pendengarnya. Komunikasi merupakan proses yang
secara umum digunakan manusia dalam melakukan interaksi sosialnya.
Allah berfirman dalam QS. An Nisa ayat 9 :
وَلْيَخْشَ
الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ
فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا
“Dan hendaklah takut (kepada
Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah
dibelakang mereka, yang mereka khawatirkan terhadap (kesejahteraannya)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka
berbicara dengan tutur kata yang benar (qaulan sadida)”
Beberapa defenisi mengenai komunikasi :
1. Carl
I. Hovland, mengemukakanya sebagai , the
proces by which an individual/communicator transmits stimuli (usually verbal
symbols) to modify the behaviour of other individuals/communicatees(komunikasi
adalah proses dimana seseorang/ komunikator menyampaikan perangsang-perangsang
(biasanya lambang-lambang dalam bentuk kata-kata) untuk mengubah tingkah laku
orang lain/komunikan).
2. Shimp
menyatakan bahwa, communication can be
thought of the process of establishing a commonness or oneness of thought
between a sender and receiver.(kominkasi adalah proses untuk menciptakan
atau menimbulkan kesamaan pemikiran antara yang memberikan tanda dengan yang menerima tanda).
3. Horold
D. Lasswell menjelaskan komunikasi sebagai jawaban atas pertanyaan-pertanyaan. Dari
apa yang dikemukakan laswell tersebut pada intinya mencakup unsur-unsur dari komunikasi, yaitu adanya
kominikator, pesan yang disampaikan , media yang digunakan,
komunikan/audiens,dan efek.
Secara sederhana
dapatlah diartikan bahwa komunikasi merupakan
kegiatan penyampaian pesan dengan tujuan menyamakan makna dari seseorang
/lembaga (komunikator) kepada orang lain/audiens (komunikan)
Komunikasi secara
efektif merupakan hal yang sangat penting bagi manajer disetiap orgaanisasi terutama
untuk dua alasan. Pertama, fungsi-fungsi manajemen seperti
perencanaan,pengorganisasian,pengarahan dan pengawasan dapat dilaksanakan
melalui proses komunikasi. Kedua, sebagian besar kegiatan manajer dan waktunya
tecurah untuk berkomunikasi. Melalui komunikasi para manajer dapat melaksanakan
tugas-tugas mereka. Semua informasi harus dikomunikasikan kepada manajer agar
mereka mempunyai dasar pengambilan keputusan.
Apabila manajer tidak
punya kemampuan berkomunikasi secara
efektif maka tugas memberi pengarahan kepada bawahan tidak akan berhasil.
Kegagalan suatu perundingan, kerjasama dalam pihak lain dan sebagainya juga
disebabkan manajer tidak mampu berkomunikasi secara efektif.[4]
2. PROSES KOMUNIKASI
Untuk melihat bagaimana proses komunikasi itu
terjadi dapat dilihat dari unsur-unsur yang terdapat, berkaitan dengan siapa
pengirimnya (komunikator),apa yang dikatakan atau dikirimkan (pesan), saluran
komunikasi apa yang digunakan (media), ditujukan untuk siapa (komunikan), dan
apa akibat yang ditimbulkanya (efek).
Dalam
proses komunikasi, kewajiaban sorang pengirim atau komunikator adalah
mengusahakan agar pesan-pesanya dapat di terima oleh penerima (komunikan)
sesuai dengan kehendak pengirim. Model proses komunikasi secara umum dapat
memberikan gambaran kepada pengelola organisasi, bagaimana mempengaruhi atau
mengubah sikap anggota melalui desain dan implementasi komunikasi.
Model proses komunikasi
yang paling sederhana adalah sebagai berikut:
Pengirim berita penerima
Model
ini menunjukan tiga unsur pokok dari komunikasi. Secara nyata apabila salah
satu unsurnya tidak ada, komunikasi tidak akan pernah terjadi. Sebagai contoh
seseorang yang mengirim berita tetapi apabila tidak ada yang mendengar atau
menerima berita tersebut berarti tidak
terjadi komunikasi. Komunikasi terjadi tetapi belum tentu efektif. Apabila
penerima berita mengartikan berbeda berita yang dikirim oleh pengirim maka
terjadi salah pengertian didalam proses komunikasi tersebut, sehingga
komunikasi yang dilakukan tidak efektif.
proses
komunikasi yang lebih rinci digambarkan sebagai berikut:
Sender - Enconding - Message - Chanel - Receiver - Decoding - Noise - Feedback
Feed
back
- Sender (source) adalah orang yang berinisiatif mengadakan komunikasi. Di dalam organisasi adalah orang yang punya informasi untuk disampaikan kepada orang lain. Di sini tanpa alasan tertentu informasi tersebut tidak akan dikirim.
- Enconding merupakan informasi atau gagasan yang diterjemahkan kedalam simbol-simbol. Pemilihan simbol biasanya dalam kata-kata yang diyakini sender sama artinya dengan pengertian receiver.
- Message merupakan bentuk fisik dari informasi.
- Chanel adalah metoda saluran dari sender kepada receiver, seperti udara untuk pembicaraan lisan, kertas untuk penulisan dan sebagainya.
- Receiver adalah orang yang menerima berita.
- Decoding adalah proses menginterprestasikan berita yang dikirim menjadi informasi yang berarti.
- Noise adalah faktor-faktor yang mengganggu komunikasi, dapat faktor internal maupun eksternal.
- Feedback merupakan respon dari receiver
3. MODEL KOMUNIKASI
Secara
umum, komunikasi organisasi dapat dibedakan atas komunikasi formal dan
komunikasi informal. Komunikasi formal saluranya ditentukan oleh stuktur yang
telah direncanakan yang tidak dapat dipungkiri oleh organisasi. Sedangkan
komunikasi informal tidaklah direncanakan dan biasanya tidaklah mengikuti
struktur formal organisasi, tetapi timbul dari interaksi sosial yang wajar
diantara organisasi. Yang termasuk komunikasi informal ini adalah berita-berita
dari mulut kemulut mengenai diri seseorang, pimpinan, maupun mengenai
organisasi yang biasanya bersifat rahasia
Untuk lebih jelasnya
mengenai komunikasi formal dan informal diuraikan dibawah ini:
a) Komunikasi
formal
Bila pesan mengalir melalui jalur resmi yang
ditentukan oleh hirarki resmi organisasi atau oleh fungsi pekerjaan maka pesan
itu berada dalam jalur komunikasi formal. Adapun fungsi penting menurut
Liliweri adalah:
- Komunikasi formal terbentuk sebagai fasilitas untuk mengkoordinir kegiatan, pembagian kerja dalam organisasi.
- Hubungan formal secara langsung meliputi hubungan anatara atasan dengan bawahan. Komunikasi langsung seperti ini memungkinkan dua pihak berpartisipasi umpan balik dengan cepat.
- Komunikasi formal memungkinkan anggota dapat mengurangi atau menekan waktu yang akan terbuang, atau kejenuhan produksi.
Jika dilihat dari arah
yang dituju, pesan dalam komunikasi formal biasanya mengalir dari atas kebawah
atau dari bawah keatas secara vertikal dan dari tingkat yang sama atau secara
horizontal dan komunikasi lintas saluran.
- Komunikasi vertikal
Bentuk
jaringan komunikasi vertikal terdiri atas vertikal dari atas dan dari bawah :
1) Komunikasi
ke atas
Dalam sebuah organisasi berarti bahwa informasi
mengalir dari tingkat yang lebih rendah ketingkat yang lebih tinggi. Setiap
bawahan dapat mempunyai alasan yang baik atau meminta informasi kepada
seseorang yang otoritasnya lebih tinggi dari pada dia. Suatu permohonan atau
komentar yang diarahkan kepada individu yang otoritasnya lebih besar, lebih
tinggi, atau lebih luas merupakan esensesi komunikasi ke atas.
2) Komunikasi
ke bawah
Komunikasi kebawah
dalam sebuah organisasi berarti bahwa informasi mengalir dari jabatan
berotoritas lebih tinggi kepada mereka yang berotoritas yang lebih rendah.
Kebanyakan komunikasi kebawah digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan yang
berkenaan dengan tugas-tugas dan pemeliharaan.
Menurut Lewis komunikasi kebawah adalah untuk
menyampaikan tujuan, untuk merubah sikap, membentuk pendapat, mengurangi
ketakutan dan kecurigaan yang timbul karena salah informasi, mencegah kesalah
pahaman karena kurang informasi dan
mempersiapkan anggota organisasi untuk menyesuaikan diri dengan perubahan.
- Komunikasi horizntal
Komunikasi dalam organisasi, juga berlangsung
diantara anggota-anggota organisasi yang menduduki posisi-posisi yang sama
tingkat otoritasnya. Komunikasi jenis ini dinamakan komunikasi horizontal.
Pesan yang mengalir menurut fungsi dalam organisasi diarahkan secara
horizontal.
Pesan ini biasanya berhubungan dengan tugas-tugas
atau tujuan kemanusian, seperti koordinasi, pemecahan masalah, penyelesaian
konflik dan saling memberikan informasi.
- Komunikasi lintas saluran
Komunikasi lintas saluran merupakan salah satu
bentuk komunikasi organisasi dimana informasi diberikan melewati batas-batas
unit kerja, dan diantara orang-orang yang satu sama lainya tidak saling menjadi
bawahan atau atasan. Baik komunikasi horizontal maupun komunikasi lintas
saluran mencakup hubungan lateral yang penting bagi komunikasi organisasi yang efektif.
a) Komunikasi
informal
Komunikasi informal adalah komunikasi yand dilakukan
oleh manajer dengan para pihak didalam suatu organisasi baik berhubungan dengan bisnis maupun tidak
memiliki hubungan dengan bisnis. Pada jenis komunikasi ini tidak di lakukan
dokumentasi oleh perusahaan terhadap komunikasi yang dilakukan.
Steward
L.Tubbs dan Sylvia Moss dalam Human Communication menguraikan tiga model dalam
komunikasi yaitu:
1. Model
komunikasi linier (one-way communication).
Dalam model ini komunikator memberikan suatu stimuli
dan komunikan melakukan respon yang diharapkan tanpa mengadakan seleksi dan
interpretasi.Komunikasi ini bersifat monolog.
2. Model
komunikasi internasional.
Sebagai kelanjutan dari model yang pertama,pada
tahap yang sudah terjadi feedback atau umpan balik.Komunikasi yang berlansung
bersifat dua arah dan ada dialog,dimana setiap partisipan memiliki peran
ganda,dalam arti pada satu saat bertindak sebagai komunikator,pada saat yang
lain bertindak sebagai komunikan.
3. Model
komunikasi transaksional.
Dalam model ini komunikasi hanya dapat dipahami
dalam konteks hubungan antara dua orang atau lebih. Pandangan ini menekankan
bahwa semua perilaku adalah komunikatif. Tidak ada saupun yang tidak dapat di
komunikasikan
- SALURAN KOMUNIKASI
Disetiap organisasi ada tiga macam saluran
komunikasi, yaitu saluran komunikasi vertikal, horizontal dan diagonal.
Saluran komunikasi vertika merupakan komunikasi antara
atasan dengan bawahan, sedangkan komunikasi tersebut dapat berupa laporan
bawahan kepada atasan dan pemberian informasi baik dari atasan kepada bawahan
maupun dari bawahan kepada atasan.
Saluran komunikasi horizontal merupakan komunikasi
diantara anggota organisasi yang setingkat atau sekelompok. Biasanya berupa
informasi yang disampaikan untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan masing-masing
anggota tersebut.
Saluran komunikasi diagonal merupakan satu-satunya
saluran komunikasi yang digunakan oleh para pejabat lini dengan staf di dalam
suatu organisasi. Disini komunikasi berupa saran atau informasi dari staf
kepada pejabat lini dan informasi atau permintaan pendapat dari pejabat lini
kepada staf.
- HAMBATAN-HAMBATAN KOMUNIKASI
Hambatan-hambatan komunikasi bisa terdapat dalam
individu atau sebagian dari organisasi.
1.
Hambatan-hambatan
individual
Pertama, Ada
hambatan-hambata atar perorangan, ini meliputi maslah-maslah dengan emosi dan
persepsi yang dimiliki oleh para
karyawan. Kedua, memilih saluran atau medium yang salah untuk mengirimkan
komunikasi dapat menjadi sebuah masalah.
Contoh
sebuah pesan bersifat emosional adalah lebih baik mengirimnya dengan berhadapan
langsung daripada dalam bentuk lisan.
2.
Hambatan-hambatan
organisasional
Organisasional menyinggung faktor-faktor untk
organisasi sebagai satu kesatuan. Pertama adalah masalah perbedaan status dan
kekuasaan. Orang-orang berkekuasaan rendah mungkin segan menyampaikan berita
buruk ke hiraerki yang lebih tinggi, kemudia memberikan kesan buruk.[4]
Meskipun seseorang
telah memahami faktor-faktor yang mempenngaruhi efektifitas komunikasi, namun
untuk berkomunikasi secara efektif tidaklah mudah. Ada banyak hambatan yang
menyebabkan komuikasi tidak efektif.
a)
Sifat
hambatan
Hambatan
terhadap jalanya komunikasi berdasar sifatnya dapat dibedakan menjadi dua
yaitu, bersifat obyektif dan subyektif.
1.
Hambatan
yang bersifat obyektif.
Merupakan hambatan terhadap komunikasi yang
disebabka oleh keadaan yang tidak
menguntungkan. Gangguan ini dapat berupa gangguan fisik seperti gangguan
pengeras suara yang digunakan komunikator, gangguan cuaca pada saat komunikator
menggunakan media radio, dan gangguan suara bising kendaraan atau mesin
merupakan contoh-contoh gangguan yang sifatnya obyektif
Gangguan
obyektif dapat pula karena kurangnya kemampuan berkomunikasi , seperti
penyajian yang kurang baik, timing yang kurang tepat, dan pemilihan media yang
kurang tepat.
2.
Hambatan
yang bersifat subyektif
Merupakan hambatan yang sengaja dibuat seseorang
agar komuikasi tidak berjalan lancar. Pada umumnya hambatan yang bersifat
subyektif ini disebabkan karena orang tersebut tidak setuju atau bahkan
menentang dengan apa yang dikomunikasikan.
b)
Faktor-faktor
penghambat
1.
Gagguan
(noise)
Gangguan komunikasi dibedakan menjadi dua, yaitu
gangguan fisik dan gangguan semantik.
1)
Gangguan
fisik
Gangguan yang disebabkan oleh faktor saluran
komunikasi yang bersifat fisik. Contoh gangguan fisik dalam komunikasi
verbaladalah gangguan suara ganda atau gaung pada pengeras suara , bunyi
kendaraan, sura gaduh dan lain-lain.
2)
Gangguan
semantik
Gangguan yang berkenaan dengan pengguanaan kata atau
bahasa yag tidak tepat sehingga pengertianya menjadi tidak seperti yang
dimaksud oleh komunikator. Karena orag-orang yang terlibat dalam komunikasi
menginterpretasikan kata atau bahasa yang yang digunakan utuk menyalurkan pesan
dengan berbagai cara, maka dapat terjadi mereka mempunyai pengertian yang
berbeda.
2.
Kepentingan
(interest)
Kepentingan akan membuat seseorang selektif dalam
mengartikan dan menganggapi suat pesan. Lebih dari ritu, kepentingan akan
menentukan daya tangkap, perasaan, pikiran dan tingkah laku seseorang. Orang
cenderung memperhatikan pesan yang ada hubunganya dengan kepentingan dirinya.
Demikian apabila pesan tersebut tidak sesuai atau
bertentangan dengan kepentingan diriya, maka orang tersebut menanggapi dengan
tidak sungguh-sungguh atau mengemukakan alasan-alasan yang tersembunyi.
3.
Motivasi
Motivasi akan mendorong seseorang untuk berbuat
sesuatu sesuai dengan keinginan dan kebutuhanya. Demikian pula dalam
komunikasi, motivasi orang tersebut akan menentukan intesitas taggapan
seseorang terhadap pesan yang dikomunikasikan. Namun keinginnan seseorang akan
berbeda dengan orang lain, bahkan pada diri seseorang kebutuhan dan keinginanya
dapat berbeda pula.
Oleh karena itu intesitas tanggapan seseorang dapat
berbeda dengan orang lain, dan dapat berbeda dari waktu kewaktu. Seberapa
tingkat intesitas dan seberapa tingkat penerimaan seseoag dengan pesan yang
dikomunikasikan tergantung beberapa tingkat
kesesuian pesan tersebut dengan motivasinya.
4.
Prasangka
Prasangka seseorag terhadap suatu masalah atau
terhadap seseorang pada umumnya ditentukan oleh term of reference (kerangka
pikir) orang tersebut. Prasangka ini menjadi salah satu hambatan dalam
komunikasi, karena meskipun belum ada yang dikomunikasikan, orang tersebut
sudah bersikap curiga, tidak percaya dan menentang apa yang akan
dikomunikasikan. Mengapa demikian? Karena adanya prasangka ini membuat seseorang menarik kesimpulan berdasar
emosi dan bersifat subyektif, sehingga orang menjadi tidak rasional lagi.
[1] Drs. M. Fazis, M.Pd & Yasril,
M.Pd,manajemen organisasi,Batusangkar:STAIN
Batusangkar press,2014,h 93.
[2] Ismail solihin,pengantar manajemen,PT. GELORA AKSARA
PRATAMA, 2009
[3] Agus sabardi,manajemen pengantar,penerbit&pencetak:unit
penerbit dan percetakan akademi manajemen perusahaan kpn,2001,h 145.
[4] Hafulyon , dasar-dasar manajemen, batusangkar: STAIN Batusangkar, 2010, hal 99
[5] Sri haryani, komunikasi bisnis,yogyakarta
penerbit&pencetak: unit penerbit dan percetakan AMP YKPN
[1] Siswandi,aplikasi manajemen perusahaan,jakarta:penerbit mitra wacana
media,2011,h 171.
[2]
http://follyakbar.blogspot.co.id/2012/11/ayat-dan-hadits-tentang-komunikasi.html
[3] Drs. M. Fazis, M.Pd &
Yasril, M.Pd,manajemen organisasi,Batusangkar:STAIN
Batusangkar press,2014,h 79.
[4] Agus sabardi,manajemen pengantar,penerbit&pencetak:unit
penerbit dan percetakan akademi manajemen perusahaan kpn,2001, h 142.
[5] Drs. M. Fazis, M.Pd &
Yasril, M.Pd,manajemen organisasi,Batusangkar:STAIN
Batusangkar press,2014,h 81.
[6] Agus sabardi,manajemen pengantar,penerbit&pencetak:unit
penerbit dan percetakan akademi manajemen perusahaan kpn,2001, h 143
Tidak ada komentar:
Posting Komentar