• About
  • Contact
  • Sitemap
  • Privacy Policy
Move and rotate elements by dragging them.
Resize by dragging this corner.
Rendered Image

Your label here

PENGERTIAN KEPEMIMPINAN SYARIAH

 on Kamis, 07 Januari 2016  


                                                        PENGERTIAN KEPEMIMPINAN
                                                                                     

 
Berikut beberapa pengertian kepemimpinan menurut para ahli:
1.      George R. Terry (yang dikutip dari Sutarto, 1998 : 17)
Kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri seseorang atau pemimpin, mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai tujuan yang diinginkan
2.       Rauch & Behling (1984)
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktifitas-aktifitas sebuah kelompok yang diorganisasi ke arah pencapaian tujuan.
3.      Theo Haiman & William G.Scott (1974)
Kepemimpinan adalah proses orang-orang diarahkan ,dipimpin, dan dipengaruhi dalam pemylyhan dan pencapayan tujuan.
4.      .Pengertian kepemimpinan secara umum
Kepemimpinan adalah sikap dan prilaku untuk mempengaruhipara bawahan agar mereka mampu bekerja sama,sehingga membentuk jalinan kerja yang harmonis dengan pertimbangan aspek efisien dan efektif  untuk mencapai angka produktifitas kerja sesuai dengan yang telah ditetapkan.


DASAR HUKUM KEPEMIMPINAN DALAM AL-QURAN

كَانَالنَّاسُأُمَّةًوَاحِدَةًفَبَعَثَاللَّهُالنَّبِيِّينَمُبَشِّرِينَوَمُنْذِرِينَوَأَنْزَلَمَعَهُمُالْكِتَابَبِالْحَقِّلِيَحْكُمَبَيْنَالنَّاسِفِيمَااخْتَلَفُوافِيهِوَمَااخْتَلَفَفِيهِإِلَّاالَّذِينَأُوتُوهُمِنْبَعْدِمَاجَاءَتْهُمُالْبَيِّنَاتُبَغْيًابَيْنَهُمْفَهَدَىاللَّهُالَّذِينَآَمَنُوالِمَااخْتَلَفُوافِيهِمِنَالْحَقِّبِإِذْنِهِوَاللَّهُيَهْدِيمَنْيَشَاءُإِلَىصِرَاطٍمُسْتَقِيمٍ
Artinya : Manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab yang benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidaklah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka

perselisihkann itu dengan kehendak-Nya. Dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.(Q.S.al-Baqarah: 213).
Ayattersebutmenerangkanbahwasebuahorganisasihendaknyabersatudenganmenghindarikonflik yang menyebabkanperpecahanantarasatudengan yang lain. Makadariitu, dalamsebuahorganisasihendaknyaselalumenjunjungpersatuandankesatuanorganisasi.
Ayattersebutjugamenerangkantentangpengambilankeputusandalamsebuahorganisasidanjugaberorientasipadapenyelesaianmasalah.Hendaknyasemuaperkara yang diselisihkandalamsebuahorganisasiitudiselesaikandengandikembalikankepadametodepengambilankeputusan yang diajarkanoleh Allah, sebagaimana yang terdapatdalam al-Qur’an danhadits, yaitumetodemusyawarah.Jadimusyawarahmerupakancara yang tepatuntukmengatasikonflik yang mampumenyebabkanperpecahandalamtubuhorganisasi, denganmengambilkeputusan yang bijak.
Pemimpin yang ideal adalah pemimpin yang caramemimpinya beracuan Al-Quran dan Hadist sebagai sumber hukum utama ajaranIslam. Tidak semata-mata membuat aturan sendiri yang menyimpang dari ajaranIslam. Banyak sekali orang yang kurang tahu tentang kriteria pemimpin menurutpandangan Islam dan cara memimpin dalam Islam. Keaadaan ini sangatmengkhawatirkan, melihat banyaknya perilaku masyarakat yang tidak sesuai denganyang diajarkan dalam Islam. Salah satu penyebab dari kekacauan yang akhir-akhirini terjadi adalah peran pemimpin yang kurang mampu membawa masyarakat kearahyang lebih baik.
Islam sebagai rahmat bagi seluruh manusia, telah meletakkan persoalan pemimpin dan kepemimpinan sebagai salah satu persoalan pokok dalam ajarannya. Beberapa pedoman atau panduan telah digariskan untuk melahirkan kepemimpinan yang diridai Allah SWT, yang membawa kemaslahatan, menyelamatkan manusia di dunia dan akhirat kelak.
Sejarah Islam telah membuktikan pentingnya masalah kepemimpinan ini setelah wafatnya Rasul. Para sahabat telah memberi penekanan dan keutamaan dalam melantik pengganti beliau dalam memimpin umat Islam. Umat Islam tidak seharusnya dibiarkan tanpa pemimpin. Sayyidina Umar R.A pernah berkata, “Tiada Islam tanpa jamaah, tiada jamaah tanpa kepemimpinan dan tiada kepemimpinan tanpa taat”. Pentingnya pemimpin dan kepemimpinan ini perlu dipahami dan dihayati oleh setiap umat Islam di negeri yang mayoritas warganya beragama Islam ini, meskipun Indonesia bukanlah negara Islam.
Kepemimpinan ini timbulkarena sudah tidak ada lagi Rasul atau nabi setelah NabiMuhammad SAW wafat.Maka ada bebrapa kriteria pemimpin yang baik.
1.      Beriman & Bertaqwa dengan sebenarnya, yaitu: mampu memelihara hubungan baiknya dengan Allah (seperti dengan shalat), memelihara hubungan baiknya dengan manusia (seperti dengan zakat) & tunduk secara bersama kepada Allah, Rasul-Nya & orang-orang beriman.
2.      Amanah /credible / dapat dipercaya sebagai wujud keimanannya pad Allah (HR. Ahmad, QS. 2: 283). Allah mengisyaratkan untuk mengangkat “pelayan rakyat” yang kuat & dapat dipercaya (الْقَوِيُّ الْأَمِينُ : QS. 28: 26). Secara umum, orang dipercaya karena 2 hal, yaitu:

a.       Integritas kepribadiannya, seperti: shiddiq (benar & jujur), adil, ramah, istiqamah & bertanggung jawab. Uswatun hasanah
b.      Kemampuannya, seperti: profesional/ahli dalam memenej tugas, atau fathanah /cerdas.
3.      Syajâ‘ah, yaitu: berani menyatakan kebenaran & memutuskan perkara secara adil & bijak, serta berani menyeru pada kebaikan & mencegah kemungkaran. Hanya orang yang benar-benar bersih & yakin akan kebenaran yang diperjuangkannya serta takut pada Allah yang berani menyampaikan kebenaran risalah Ilahi.
4.      Mencintai & dicintai Rakyatnya, Bukti kecintaan pemimpin terhadap rakyatnya yaitu dia kenal & dekat dengan rakyatnya, peka dan peduli terhadap nasib rakyatnya, tidak mau menyusahkan mereka dan selalu mendoakannya. Kemampuan merasakan penderitaan manusia dan sangat peduli dengan keselamatan mereka, dan dimiliki oleh Nabi saw yang tulus mencintai mereka.
5.      Uswatun Hasanah, yaitu: bisa menjadi teladan yang baik dan teduh sehingga mampu mendidik orang yang dipimpinnya dengan keteladanan dan nasihat yang baik pula.

A.    PENDEKATAN SIFAT KEPEMIMPINAN
Sifat-sifat yang melekat pada diri seorang pemimpin yang melakukan kepemimpinan (menurut pendekatan sifat) adalah sifat-sifat kualitatif berikut:
1)      Intelijensi yaitu pemimpin cenderung punya intelijensi dalam hal kemampuan bicara, menafsir, dan bernalar yang lebih kuat ketimbang yang bukan pemimpin.
2)       Kepercayaan diri adalah keyakinan akan kompetensi dan keahlian yang dimiliki, dan juga meliputi harga diri serta keyakinan diri.
3)      Determinasi adalah hasrat menyelesaikan pekerjaan yang meliputi ciri seperti berinisiatif, kegigihan, mempengaruhi, dan cenderung menyetir.
4)      Integritas adalah kualitas kujujuran dan dapat dipercaya. Integritas membuat seorang pemimpin dapat dipercaya dan layak untuk diberi kepercayaan oleh para pengikutnya.
5)      Sosiabilitas adalah kecenderungan pemimpin untuk menjalin hubungan yang menyenangkan. Pemimpin yang menunjukkan sosiabilitas cenderung bersahabat, ramah, sopan, bijaksana, dan diplomatis. Mereka sensitif terhadap kebutuhan orang lain dan menunjukkan perhatian atas kehidupan mereka.
Sementara itu, secara kuantitatif, pendekatan sifat sebagai berikut:
1)      Neurotisisme yaitu kecenderungan menjadi depresi, gelisah, tidak aman, mudah diserang, dan bermusuhan;
2)      Ekstraversi yaitu kecenderungan menjadi sosiabel dan tegas serta punya semangat positif;
3)      Keterbukaan yaitu kecenderungan menerima masukan, kreatif, berwawasan, dan punya rasa ingin tahu;
4)      Keramahan yaitu kecenderungan untuk menerima, menyesuaikan diri, bisa dipercaya, dan mengasuh; dan
5)      Kecermatan yaitu kecenderungan untuk teliti, terorganisir, terkendali, dapat diandalkan, dan bersifat menentukan.[1] 3
Menurut Agus Sabardi kepemimpinan harus punya sifat-sifat sebagai berikut:4
1)      Sifat fisik­ yaitu kuat, sehat, menarik.
2)      Sifat kepribadian yaitu ambisi, percaya diri, jujur, berinisiaif, cepat tanggap, tenang, mampu bermajinasi,kemampuan verbal, bijaksana, adil, cerdas, rajin, berprestasi, bertanggung jawab.  
3)      Sifat sosial yaitu simpati, sabar, tenggang rasa, dapat dipercaya, berpatisipasi.

B.     FUNGSI KEPEMIMPINAN
1. Fungsi Perencanaan
Seorang pemimpin perlu membuat perencanaan yang menyeluruh bagi organisasi dan bagi diri sendiri selaku penanggung jawab tercapainya tujuan organisasi. Manfaat – manfaat tersebut antara lain :
a)      . Perencanaan merupakan hasil pemikiran dan analisa situasi dalam pekerjaanuntuk memutuskan apa yang akan dilakukan
b)      Perencanaan berarti pemikiran jauh ke depan disertai keputusan – keputusan yang berdasarkan atas fakta – fakta yang diketahui
c)      Perencanaan berarti proyeksi atau penempatan diri ke situasi pekerjaan yang akan dilakukan dan tujuan atau target yang akan dicapai.


2. Fungsi memandang ke depan
Seorang pemimpin yang senantiasa memandang ke depan berarti akan mampu mendorong apa yang akan terjadi serta selalu waspada terhadap kemungkinan. Hal ini memberikan jaminan bahwa jalannya proses pekerjaan ke arah yang dituju akan dapat berlangusng terus menerus tanpa mengalami hambatan dan penyimpangan yang merugikan. Oleh sebab seorang pemimpin harus peka terhadap perkembangan situasi baik di dalam maupun diluar organisasi sehingga mampu mendeteksi hambatan-hambatan yang muncul, baik yang kecil maupun yang besar.
3. Fungsi pengembangan loyalitas
Pengembangan kesetiaan ini tidak saja diantara pengikut, tetapi juga unutk para pemimpin tingkat rendah dan menengah dalam organisai. Untuk mencapai kesetiaan ini, seseorang pemimpin sendiri harus memberi teladan baik dalam pemikiran, kata-kata, maupun tingkah laku sehari – hari yang menunjukkan kepada anak buahnya pemimpin sendiri tidak pernah mengingkari dan menyeleweng dari loyalitas segala sesuatu tidak akan dapat berjalan sebagaimana mestinya.
4. Fungsi Pengawasan
Fungsi pengawasan merupakan fungsi pemimpin untuk senantiasa meneliti kemampuan pelaksanaan rencana. Dengan adanya pengawasan maka hambatan – hambatan dapat segera diketemukan, untuk dipecahkan sehingga semua kegiatan kembali berlangsung menurut rel yang elah ditetapkan dalam rencana .
5. Fungsi mengambil keputusan
Pengambilan keputusan merupakan fungsi kepemimpinan yang tidak mudah dilakukan. Oleh sebab itu banyak pemimpin yang menunda untuk melakukan pengambilan keputusan. Bahkan ada pemimpin yang kurang berani mengambil keputusan. Metode pengambilan keputusan dapat dilakukan secara individu, kelompok tim atau panitia, dewan, komisi, referendum, mengajukan usul tertulis dan lain sebagainya.
6. Fungsi memberi motivasi
Seorang pemipin perlu selalu bersikap penuh perhatian terhadap anak buahnya. Pemimpin harus dapat memberi semangat, membesarkan hati, mempengaruhi anak buahnya agar rajinbekerja dan menunjukkan prestasi yang baik terhadap organisasi yang dipimpinnya. Pemberian anugerah yang berupa ganjaran, hadiah, piujian atau ucapan terima kasih sangat diperlukan oleh anak buah sebab mereka merasa bahwa hasil jerih payahnya diperhatikan dan dihargai oleh pemimpinnya.
Di lain pihak, seorang pemimpin harus berani dan mampu mengambil tindakan terhadap anak buahnya yang menyeleweng, yang malas dan yang telah berbuat salah sehingga merugikan organisasi, dengan jalan memberi celaan, teguran, dan hukuman yang setimpal dengan kesalahannya. Untuk melaksanakan fungsi fungsi ini sebaik- baiknya, seorang pemimpin perlu menyelenggarakan daftar kecakapan dan kelakuan baik bagi semua pegawai sehingga tercatat semua hadiah maupun hukuman yang telah diberikan kepada mereka.5
C.       GAYA KEPEMIMPINAN
Berdasarkan pendapat Drs. A.S. Moenirmembagi gaya kepemimpinan sebagai berikut:
1.      Gaya eksploitatif:
a.       Memeras tenaga bawahan sedemikian sehingga mengabaikan hak-hak pegawai, misalnya cuti, istirahat, upah yang tidak sesuai,dll.[2]
b.       Tidak menghargai pendapat atau saran bawahan.
c.       Semua keputusan dilakukan sendiridan tidak dilimpahkan kepada bawahan.
d.      Mengutamakan sanksi hukuman sebagai usaha untuk menegakkan disiplin.
2.      Gaya otoritatif
a.       Sedikit memberi kelonggaran kepada bawahan untuk mengajukan pendapat atau saran kepada pemimpin
b.       Pengambilan keputusan berada ditangan pemimpin, hanya sedikt sekali melimpahkan kepada bawahan.
c.       Penerapan sanksi hukuman masih ada sebagai usaha untuk menegakkan disiplin kepada bawahan.
d.      Kurang adanya penghargaan terhadap hasil karya yang telah dilakukan bawahan.
3.      Gaya konsultatif 
a.       Pemimpin memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengajukan pendapat dan saran berkenaan dengan pekerjaan.
b.      Memberikan kesempatan kepada bawahan ikut serta dalam pembuatan keputusan.
c.       Pendisiplinan kerja dilakukan dengan cara memotifasi.
d.      Sanksi hukuman masih tetap dilakukan, tetapi dengan cara yang edukatif dan secara bertingkat melalui peringatan-peringatan


4.      Gaya partisipatif
a.       Masalah-masalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab termasuk pembuatan  keputusan telah dilaksanakan kepada pimpinan bawah.
b.      Penerapan sanksi sangat minim oleh karena pada dasarnya semua orang sudah tahu dan sadar tentang apa yang harus dilakukan dan bagaimana bentuk hasil yang diharapkan.
c.       Hubungan antara atasan dan bawahan akrap, dengan batas wajar tanpa mengorbankan sopan santun.6[3]
Sedangkan menurut pendapat Agus Sabardi membagi gaya kepemimpinan kepada beberapa bagian sebagai berikut:
1.      Gaya otoriter
Pemimpin memusatkan kekuasaan dan keputusan-keputusan pada diri pemimpin sendiri.para bawahannya hanya diberi informasi secukupnya untuk melaksanakan tugas yang diberikan oleh pemimpin.
2.      Gaya demokratis
Pemimpin mendelegasikan wewenangnya secara luas. Pemimpin memberi informasi kepada bawahan sebanyak-banyaknya tentang tugas dan pekerjaan mereka.
3.      Gaya bebas
Pemimpin hanya berpatisipasi minimun, para bawahannya menentukan sendiri tujuan yang akan dicapai dan menyelesaikan sendiri masalahnya.7[4]






3Siswanto,Bedjo.1990.Manajemen Modern.Bandung:PT Sinar Baru.
4 Sabardi,Agus.1997.Manajemen Pengantar.Yogyakarta:Akademi Manajemen Perusahaan YKPN


5http://kepemimpinan-fisipuh.blogspot.com/feeds/123919904422006530/comments/default

6A.S.Moenir.1998.Kepemimpinan Kerja.Jakarta:PT Bina Aksara
7Sabardi,Agus.1997.Manajemen Pengantar.Yogyakarta:Akademi Manajemen Perusahaan YKPN

PENGERTIAN KEPEMIMPINAN SYARIAH 4.5 5 Unknown Kamis, 07 Januari 2016                                                         PENGERTIAN KEPEMIMPINAN                                                           ...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

J-Theme